Jumat, 11 Juni 2021

SARIPATI : Strategi Adaptasi Sektor Pertanian Dalam Menghadapi Perubahan Iklim

Halo Sobat Iklim ✋

Kali ini kita akan membahas mengenai Adaptasi Pertanian, terutama dalam menghadapi kondisi Perubahan Iklim yang semakin nyata. Penasaran ?? Kalau gitu, yuk simak penjelasan kami sampai akhir ya 😁

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Sektor Pertanian

Pengertian Strategi Adaptasi

Strategi Adaptasi merupakan upaya dalam menyesuaikan kegiatan dan teknologi dengan fenomena perubahan iklim akibat pemanasan global. Sedangkan Strategi Adaptasi di Sektor Pertanian merupakan upaya dalam menanggulangi dampak dibidang pertanian dengan menyusun berbagai strategi dan kebijakan umum yang bertujuan agar peningkatan produksi dan ketahanan pangan nasional dapat dipertahankan

Strategi Adaptasi Pertanian, terutama terhadap perubahan iklim perlu didasarkan pada beberapa kajian, antara lain :

  • Identifikasi dampak dan tingkat kerentanan sektor pertanian (termasuk di dalamnya kondisi sumberdaya pendukung dan sistem produksi).
  • Identifikasi karakteristik serta potensi dari sumber daya lahan dan air.
  • Identifikasi kesiapan teknologi dan model usaha tani untuk menghadapi adaptasi tersebut 

Dari kajian-kajian di atas, secara konseptual, adaptasi pertanian dapat diupayakan melalui :

  • Optimalisasi pengelolaan sumber daya lahan dan air/irigasi.
  • Penyesuaian pengelolaan pola dan waktu tanam, serta rotasi tanaman/varietas.
  • Pengembangan dan penerapan teknologi yang adaptif serta dibarengi dengan penyusunan pedoman/tool

Jenis-Jenis Strategi Adaptasi

Pendekatan Struktural

Pendekatan Struktural merupakan pendekatan yang lebih bersifat kepada kebijakan. Adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

  1. Melakukan pemetaan secara detail mengenai kondisi jaringan irigasi yang ada sebagai dasar dalam menyusun rencana program rehabilitasi jaringan irigasi dan pengembangan wilayah irigasi baru. Dalam penyusunan ini harus disertakan faktor-faktor perubahan iklim. Penyusunan rencana juga harus disesuaikan dengan proyeksi perubahan kebutuhan pangan di wilayah tersebut.
  2. Menetapkan kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang perlu diperbaiki untuk mengurangi dampak kejadian iklim ekstrem, seperti banjir dan kekeringan. Penetapan ini juga didasari oleh hasil analisis risiko dan kerugian ekonomi yang akan ditimbulkan akibat perubahan iklim pada berbagai kondisi

Pendekatan Non-Struktural

Pendekatan Non-Struktural merupakan pendekatan yang lebih bersifat kepada langkah yang akan dilakukan di lapangan. Adapun Beberapa langkah yang dapat dilakukan melalui pendekatan ini adalah sebagai berikut

  1. Menerapkan sanksi/aturan yang tegas berkaitan dengan konversi lahan pertanian, penyusunan database wilayah yang rawan terkonversi,menetapkan wilayah pengembangan pertanian terpadu dengan pentahapan yang jelas
  2. Menentapkan program dengan perencanaan yang lebih terstruktur untuk meningkatkan kemampuan petani terhadap teknologi baru.
  3. Meningkatkan program dan teknologi pemanfaatan informasi iklim untuk meningkatkan kemampuan petani dalam beradaptasi dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi
  4. Mengembangkan Sekolah Lapang Iklim (SLI) agar dapat memberdayakan petani untuk dapat memilih dan menerapkan teknologi adaptif dengan kondisi iklim
  5. Melembagakan pemanfaatan informasi iklim dalam menyusun program/langkah-langkah taktis dan operasional dalam menghadapi perubahan iklim yang ada

Strategi Adaptasi Pertanian di Indonesia

Di Indonesia, penerapan strategi Adaptasi Pertanian dilakukan dalam beberapa bentuk, diantaranya :

  1. Atlas Kalender Tanam (KATAM)
  2. Atlas Kalender Tanam (KATAM) merupakan panduan yang disusun oleh Kementerian Pertanian, terutama untuk kawasan Pulau Jawa. KATAM disusun berdasarkan potensi pola dan dinamika sumberdaya iklim dan air. KATAM disusun dalam 3 skenario yaitu Tahun Basah,Tahun Normal, dan Tahun Kering

    Atlas Kalender Tanam (KATAM) Pulau Jawa 2007

  3. Teknologi Pengelolaan Air dan Iklim
  4. Kementerian Pertanian hingga saat ini telah mengembangkan beberapa program untuk mengelola air dan iklim. Tujuannya adalah untuk meningkatkan potensi dan pemanfaatan sumberdaya air. Hal ini dilakukan mengingat bahwa pengelolaan air dan iklim merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam peningkatan produksi tanaman, baik di lahan kering maupun basah. Beberapa teknologi tersebut diantaranya Sumur Renteng,Irigasi Kapiler, dan Dam Parit

    Sumur Renteng

  5. Teknologi Penentuan Waktu Tanam dan Kebutuhan Irigasi
  6. Penentuan waktu tanam dan kebutuhan irigasi merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menekan risiko kegagalan panen dan meningkatkan efisiensi dari penggunaan air irigasi. Saat ini Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Batklimat) Kementerian Pertanian telah mengembangkan Software Water and Agroclimate Resource Management (WARM) untuk membantu petani dalam menentukan waktu tanam, pemberian, dan volume air irigasi. Dengan pengembangan software ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan adaptasi petani dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi, terutama di Indonesia

Nah sekarang apakah Sobat Iklim udah paham mengenai Strategi Iklim ?? Kalau belum, teman-teman jangan lupa kunjungi Youtube, Spotify, dan Instagram kami ya dengan meng-klik ikon aplikasinya di atas ya. Semoga ilmunya bermanfaat, dan jangan lupa bagikan dengan teman-temannya ya. See You 👋

Sumber Referensi

Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Umum Adaptasi Perubahan Iklim Sektor Pertanian. Kementrian Pertanian RI

Share: